Utak Atik Ayat Tak Sanggup Padamkan Cahaya Islam
Oleh : Isnawati
Impor pemikiran ditahun politik saat ini semakin gencar terjadi yang berpotensi menggerogoti sendi-sendi aqidah kaum muslimin, menyerang syariat Islam dan menyerukan reaktualisasi pada hukum Islam.
Anggapan banyak agama yang benar tidak hanya Islam terus dikembangkan secara terang-terangan baik lewat lisan maupun tulisan dengan mengotak atik ayat guna memadamkan cahaya Islam salah satunya tentang kata kafir.
Bagi umat Islam sebutan kafir bukanlah sesuatu yang asing lagi ditelinga sebab hampir setiap hari diucapkan ketika membaca Alqur`an, karena memang sebutan kafir diperuntukkan bagi orang-orang diluar Islam.
Golongan yang menganggap bahwa sebutan kafir bermotif negatif bertujuan merendahkan atau menyinggung perasaan adalah anggapan yang gagal paham. Menurut wikipedia secara etimologis (asal usul kata) kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar, menolak atau menutup yang intinya bermakna mengingkari kebenaran Islam.
Ketika ada yang terusik dengan kata kafir dan menjadi sebuah polemik bahkan berencana akan mensosialisasikan penghapusan kata kafir tentu hal ini sangat melukai hati umat Islam bahkan menuai kritikan yang sangat keras sebab dinilai terlalu berani mengatur konsep baku yang telah ditetapkan Allah S.W.T, menjadi hal yang wajar jika umat beranggapan bahwa hal ini memang sengaja diciptakan untuk menimbulkan friksi (perpecahan) diantara sesama muslim.
Ketakutan kaum sipilis pada kebangkitan Islam sangat luar biasa alhasil upayapun terus dilakukan dengan segala cara. Merusak Islam dengan menggunakan tangan-tangan umat Islam sendiri agar bisa menginterprestasikan Islam sesuai dengan tempat dan situasi yang ada adalah cara yang tidak disadari umat Islam dan justru dibantu atas nama pluralisme dan toleransi.
Pluralisme merupakan agenda paling penting dalam liberalisasi guna menghilangkan sifat eksklusif umat beragama agar tidak ada lagi pengakuan bahwa Islam adalah agama yang paling benar. Keyakinan bahwa Islam akan berevolusi dan saling mendekat guna menghilangkan identitas perbedaan satu sama lain sampai melebur menjadi teologi global adalah sebuah tujuan.
Sekulerisasi adalah alat untuk mereduksi Islam dengan jalan mereduksi ajarannya, merelativisme bahwa tidak ada pendapat yang benar atau semua pendapat sama benarnya.
Segala sesuatu hanya diukur dengan akal semata sehingga akal diperTuhankan, kebenaran Alqur`an diperdebatkan, agama tidak lagi dihormati dan tidak menjadi standar kebenaran. Pluralitas bersama toleransi adalah sebuah keniscayaan tapi bukan berarti membabi buta, memadamkan, mempersekusi ajaran yang satu dan membumikan ajaran yang lain.
Di era disrupsi seperti saat ini umat Islam harus punya literasi terhadap bagaimana pandangan Islam dalam meletakkan toleransi yang benar, memahami dan menjelaskan kemuliaan peradapan Islam dalam menjaga pluralitas.
Toleransi bukan dengan membuang nilai-nilai Islam agar diterima oleh sistem sekulerisme demokrasi melainkan harus semakin mematuhi Islam sebagai keyakinan yang benar dan mendakwahkan dalam diskusi dan debat tentang Islam dimasyarakat. Kata kafir adalah wujud keadilan Islam untuk menempatkan posisi umat diluar Islam. Mengotak atik Ayat Allah S.W.T sampai kapanpun dengan cara apapun tak akan pernah sanggup memadamkan cahaya Islam.
"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka, mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan diantara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah..." (QS. An-Nisa: 89). Wallahu a`lam bish showab.[vm]
Posting Komentar untuk "Utak Atik Ayat Tak Sanggup Padamkan Cahaya Islam"