Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Catatan Malam Hitam Berlapis Statistik, Sebelum Fajar Bersinar


Oleh : Mahfud Abdullah (Direktur Indonesia Change)

Sudah menjadi kebiasaan kaum imperialis global, bahwa untuk meraih semua tujuannya, mereka harus merekayasa krisis sampai pada titik terjadinya pertikaian di sebuah Negara, sampai ke titik yang lebih parah dan lebih parah lagi. Sebagaimana yang terjadi pada kasus pertikaian di banyak negeri muslim, adalah untuk menyiapkan atmosfer intervensi barat AS pada negeri-negeri muslim.

Sebab, pertikaian tersebut membuat umat berpikir keras untuk menghentikan pertikaian, dan akhirnya melupakan bencana politik dari penjajahan global itu. Pertikaian antar kelompok umat sekarang ini juga membuat mereka rakyat berada dalam cengkeraman, karena barat terus mengobarkan kekacauan terhadap negeri-negeri muslim. Sementara di antara tokoh-tokoh umat itu tidak bergerak menyelesaikannya dengan bersikap sabar dan membongkar skenario tersebut kepada masyarakat.

Para tokoh umat itu justru asyik dalam tabuhan narasi agen-agen asing membiarkan asing mengadu domba umat sampai taraf pembunuhan. Mereka seolah lupa dengan hadis Rasulullah saw. yang dituturkan Abdullah bin ‘Amru, bahwa Nabi saw. bersabda:

Sungguh, lenyapnya dunia ini lebih ringan bagi Allah daripada membunuh jiwa seorang Muslim (HR at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibn Majah; lafazh menurut at-Tirmidzi).

Sesungguhnya tidak adanya kesadaran politik pada sebagian tokoh umat, juga perjalanannya yang tanpa disertai dengan kesadaran politik, itulah yang menyebabkan mereka terjerumus ke dalam krisis demi krisis; bahkan sampai pada titik di mana mereka harus menumpahkan darah kaum Muslim yang tidak berdosa dengan cara zalim dan penuh permusuhan. Namun, para tokoh itu justru menganggap dirinya melakukan kebaikan, bahkan untuk itu mereka melakukan bersyukur kepada Allah.

Sekarang di antara para tokoh umat tersebut memiliki basis massa yang cukup kuat. Mereka berlomba-lomba dalam keburukan dalam sebuah konflik, baik jangka panjang maupun pendek. Semuanya itu justru melupakan dari penjajahan imperialis AS yang ingin mencabik-cabik apa yang masih tersisa dari negeri-negeri muslim dan menciptakan sekat-sekat di tengah-tengah penduduknya dalam bentuk permusuhan dan kebencian akibat konflik yang terjadi. 

Sikap berpecah-belahnya umat Islam bertentangan dengan sabda Kanjeng Rasul Muhammad saw.: Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri. (HR al-Bukhari dan Muslim).

“Kalau kami dilempar, tentu kami sakit. Tapi, kalau yang melempar itu saudara kami, pasti kami lebih sakit lagi,” begitu ucapan Pemerintah Iranmenanggapi sikap Indonesia. Padahal, Rasulullah saw. mengatakan bahwa kaum Muslim adalah satu tubuh, bersaudara, dan laksana satu bangunan yang kokoh. Lalu mengapa Pemerintah lebih berpihak kepada penjajah daripada kepada sesama saudara?

Selain itu, Allah SWT berfirman:

Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian serta orang-orang selain mereka yang tidak kalian ketahui sedangkan Allah mengetahuinya. (QS al-Anfal [8]: 60).

Ayat ini menunjukkan bahwa kaum Muslim diperintahkan untuk memiliki perlengkapan apapun yang bisa menjadikan musuh-musuh mereka gentar. Kini, negara imperialis ingin hanya mereka sajalah yang memiliki dominasi ekonomi dan politik. Mereka takut jika negeri-negeri Muslim bangkit. Sebab, jika umat Islam bangkit, baik untuk ekonomi, politik dan militer, pasti mereka gentar terhadap umat Islam. Kezaliman, ketidakadilan, dan penjajahan yang selama ini mereka lakukan pun akan bisa dihentikan oleh kaum Muslim, khususnya ketika ada pemimpin Muslim (khalifah) yang mampu menyatukan dan memobilisir kekuatan umat Islam di seluruh dunia. 

Karena itu, tindakan menghalang-halangi kaum muslim untuk bangkit dan bersatu kembali, sadar atau tidak, sama dengan melanggengkan kezaliman negara imperialis pimpinan AS. dan, karenanya sesungguhnya ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap Allah, Rasul, dan kaum Mukmin. [vm]

Posting Komentar untuk "Catatan Malam Hitam Berlapis Statistik, Sebelum Fajar Bersinar"

close