Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perang Dagang Istilah Lain dari Persaingan AS Untuk Mengontrol Berbagai Sumber Daya di Dunia!


Oleh : Aminudin Syuhadak (Direktur LANSKAP)

"China tidak akan takut akan ancaman atau tekanan apa pun yang dibuat Amerika Serikat yang dapat meningkatkan friksi ekonomi dan perdagangan. China tidak punya pilihan, atau jalan keluar, dan harus berjuang sampai akhir," kata pemimpin redaksi surat kabar Global Times yang dikelola pemerintah China, Hu Xijin, dikutip dari Reuters.

Amerika Serikat memulai perang dagang dengan China pada 2018 lalu. AS menuduh Cina telah melakukan pencurian kekayaan intelektual selama bertahun-tahun. Menghadapi perang dagang itu, China tengah berusaha terus melakukan inovasi teknologi. China juga akan menjaga agar Amerika Serikat tidak menghambat perkembangan itu.

Perang dagang merupakan istilah yang digunakan oleh media dan diulang-ulang oleh para politisi dan ekonom setelah tindakan Amerika Serikat terhadap Uni Eropa, Cina, Kanada dan beberapa negara lain, dan apa yang mengikuti tindakan itu berupa reaksi dan langkah-langkah berlawanan.

Motif Amerika Serikat langkah ini adalah pemahaman Amerika Serikat bahwa pengaruh China dinilai membahayakan kepentingan perdagangan dengan Amerika Serikat. Dan hal itulah yang sebelumnya telah mendorong China menundukkan sekutunya, Korea Utara kepada apa yang didektekan oleh Amerika Serikat. Amerika Serikat memastikan dirinya bahwa China tidak akan dapat menghadapi langkah-langkah tersebut dengan tindakan serupa. Karena volume ekspor Cina ke Amerika Serikat jauh melebihi proporsi impornya dari AS, yang dapat mendorong Cina untuk menerima pemerasan AS dari perhitungan Cina yang sebelumnya telah menunjukkan sejauh mana sempitnya cakrawala dan kesadaran politik China atas politik internasional dan mengungkapkan sejauh mana lemahnya kemauan politik China. 

Di bawah hegemoni Amerika atas dunia, dan kemunduran pesaing lama yang baru Eropa, serta dilema regional yang diderita Cina, negara-negara besar berusaha untuk mempengaruhi politik negara adidaya dengan jalan mengamankan kepentingan mereka dalam banyak file dan masalah politik, seperti yang terjadi dalam file Irak, Suriah dan Afghanistan, Arab Saudi, Palestina, Korea Utara, dan file-file lainnya. 

Juga dengan jalan membantu negara adidaya mengelola dan mempertahankan kepemimpinannya atas dunia dengan imbalan tujuan-tujuan politik dan manfaat ekonomi serta keuntungan miliaran yang diperoleh dan didapatkan oleh negara-negara itu dari negara adidaya melalui pertukaran perdagangan dengan negara adidaya itu dan manfaat dari pasarnya dan konsumsinya yang besar. 

di sisi lain, Amerika Serikat telah mengabaikan kecondongan neraca perdagangan untuk negara-negara itu dan menutup mata terhadap manfaat dari pasarnya dan konsumsinya untuk pelayanan yang diberikan oleh negara-negara itu dalam file-file politik dan membantunya mempertahankan kepemimpinan AS atas dunia.

AS menyadari ada sejumlah kelemahan bagi China. Tatkala mapping terhadap geopolitik Cina atas persoalan di internal menemukan fakta bahwa bakal ada ledakan penduduk dan pengangguran —masalah permanen Cina— akibat model ekonomi one country and two system yang dianutnya, inilah “bom molotov” yang sewaktu-waktu dapat memporak-poranakan Cina dari sisi internal. Dan apabila tak diantisipasi secara strategis akan timbul chaos. Bisa timbul rebutan tanah, mungkin, atau berebut makanan, minuman, pasangan bahkan hingga rebutan kekuasaan. Konflik internal dan perang saudara bakal merebak dimana-mana.

Perang dagang ini adalah tanda bahaya bagi negara-negara besar yang mendorong mereka untuk merevisi politik mereka dalam berurusan dengan Amerika Serikat. Perang dagang yang dilancarkan AS: “Presiden Trump yang memiliki pola pikir dagang bekerja menyelamatkan perekonomian Amerika dengan mengangkat slogan “America first”. Hal itu menjadi alarm disintegrasi institusi global yang selama ini dimanfaatkan oleh Amerika untuk memaksakan pengaruhnya secara global. Dan berikutnya hal itu menjadi alarm disintegrasi tatanan global dan munculnya posisi konstelasi internasional baru di mana Amerika tidak lagi berkorban agar tetap memimpin dunia dengan membantu negara-negara lain dan toleran dengan membuat neraca perdagangan condong ke negara-negara lain itu. Tetapi akhirnya Amerika menjadi hanya hanya memikirkan kepemimpinan disertai keuntungan komersial tanpa membantu sekutu untuk menjaga mereka tetap berada di bawah payung Amerika dan menjadikannya berjalan di belakang Amerika.

Begitulah Trump dan Amerika, negara adidaya kapitalis, negara kampium demokrasi dan penyebar sistem rusak tersebut, baik disebarkan secara brutal dan militerisme maupun secara lunak. Semua kebijakan AS adalah untuk menopang kehidupan sistem kapitalisme demokrasi, sebuah sistem yang menyebabkan Imprialisme & kolonialisme di dunia secara umum dan dunia Islam secara khusus.

Akibat sistem kapitalisme demokrasi, semua sendi kehidupan umat Islam dan umat manusia menjadi rusak: kemiskinan, penindasan, korupsi, kerusakan moral, kematian, kelaparan, monopoli ekonomi dan krisis ekonomi dunia, penjajahan dan seabreg masalah dunia lainnya. Semua itu akibat ulah kapitalisme sekuler. [vm]

Posting Komentar untuk "Perang Dagang Istilah Lain dari Persaingan AS Untuk Mengontrol Berbagai Sumber Daya di Dunia!"

close