Aktivis Desak Pemimpin Negara-Negara G20 Bahas Soal Uighur

Foto: Para demonstran memprotes tindakan Cina terhadap Uighur di luar markas besar PBB di New York. Foto: Timothy A Clary / AFP / Getty Images
VisiMuslim - Aktivis Kemanusiaan Uighur, Rabiya Kadeer menyeru kepada para pemimpin negara-negara G20 untuk menentang penindasan terhadap etnis Uighur yang dilakukan oleh pemerintah Cina.

Menurut aktivis yang diasingkan tersebut, dari banyaknya orang yang terbunuh di dunia, hanya etnis Uighur yang ditindas sedemikian rupa. Hal ini disampaikan Kadeer dalam konferensi pers yang digelarnya di Osaka, Jepang, saat KTT G20 resmi dimulai pada Jumat (28/06/2019).

“Banyak orang terbunuh di seluruh dunia, tetapi tidak ada kelompok etnis yang telah ditindas dan dibantai seperti Uighur,” kata Kadeer.

Menurut keterangan sumber pemerintah yang menolak disebut namanya kepada Kyodo News, Jepang menyetujui visa Kadeer dan menolak keberatan Beijing atas pemberian visa tersebut. Diketahui, Presiden Cina Xi Jinping juga menghadiri pertemuan puncak G20 itu.

Sumber pemerintah lebih lanjut mengatakan kepada Kyodo bahwa Kadeer telah melakukan perjalanan ke Jepang lebih dari 10 kali dan tidak ada alasan hukum untuk menolak visanya.

Beijing sendiri telah dikritik oleh komunitas internasional karena kebijakannya yang menindas terhadap etnis minoritas Muslim Turk di Xinjiang – wilayah otonom di barat laut Cina. Warga Uighur menyebut wilayah dengan sebagian besar berupa pegunungan dan gurun itu sebagai Turkistan Timur.

Kadeer juga mendukung demonstrasi yang sedang berlangsung di Hong Kong, dimana jutaan orang menentang undang-undang ekstradisi yang memungkinkan pemindahan tahanan politik dari Hong Kong ke daratan Cina. Aktivis pro-demokrasi telah meminta pemerintah Hong Kong untuk sepenuhnya menghapus RUU ekstradisi yang sekarang ditangguhkan, yang dapat meningkatkan pengaruh rezim komunis Cina di bekas jajahan Inggris.

Kadeer menyebut hingga kini Jepang belum memainkan peran yang memadai dalam memperbaiki situasi hak asasi manusia di Cina. Meski begitu, ia mengapresiasi Perdana Menteri Shinzo Abe karena telah menyinggung masalah Uighur dalam pertemuan dengan Presiden Xi sebelumnya.

“Secara global sangat penting (bagi Abe) untuk mengangkat masalah ini, pada pertemuan penting,” katanya. “Saya berharap masalah Uighur akan dibahas besok,” tambahnya.

Perdana Menteri Abe, ketua KTT G20 tahun ini, menyatakan dukungannya untuk Hong Kong yang “terbuka dan bebas” di bawah kebijakan “satu negara, dua sistem”. Dia juga meminta Xi untuk mengambil tindakan untuk melindungi hak asasi manusia dari etnis minoritas seperti Uyghur dan menekankan pentingnya menghormati nilai-nilai umum masyarakat internasional.[vm]

Sumber: Kyodo News, Anadolu

Posting Komentar untuk "Aktivis Desak Pemimpin Negara-Negara G20 Bahas Soal Uighur"