Seminar Hizbut Tahrir Belanda: Hidup Bersama dengan Masyarakat Berbeda Latar Belakang dan Pemikiran dalam Naungan Khilafah





Den Haag, Visi Muslim- Pada hari Sabtu (5/3/ 2022), Hizbut Tahrir Belanda mengadakan Seminar Khilafah di Den Haag. Alhamdulilah pertemuan itu sukses dengan jumlah peserta yang banyak. Acara Muktamar tersebut bertajuk: 'Hidup bersama dengan Masyarakat Berbeda Latar Belakang dan Pemikiran di Negara Khilafah'. Acara dibuka seperti biasa dengan pembacaan Alquran. Selanjutnya pembicara pertama, Kamal Aboe Zaid, Dr. Abdul Waheed dari Hizbut Tahrir Inggris, dan perwakilan media dari Hizbut Tahrir Belanda Okay Pala. Acara tersebut berfokus pada, antara lain, kebijakan asimilasi Belanda terhadap Muslim dan bagaimana hal ini berkaitan dengan cara Khilafah menangani masyarakat yang memiliki beraneka ragam latar belakang dan pemikiran.

Kamal Aboe Zaid membahas soal pengalaman pribadi generasi pertama Muslim di Belanda dan bagaimana mereka diperlakukan oleh Belanda. Saat itu belum ada kebijakan asimilasi dan umat Islam masih memiliki ruang untuk melestarikan aspek budayanya sendiri. Hal ini tetap demikian sampai disadari bahwa umat Islam tetap tinggal di Belanda dan tidak menyesuaikan diri dengan nilai dan norma Belanda.



Dr. Abdul Waheed juga memberikan pidato bahasa Inggris tentang kebijakan asimilasi dan bahwa ini bukan hanya fenomena nasional tetapi terjadi di seluruh dunia. Di Inggris juga ada pembicaraan tentang kebijakan asimilasi umat Islam meskipun banyak upaya dari Inggris untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya dengan cara asimilasi, namun pemerintah Inggris hingga kini belum berhasil melakukannya.



Okay Pala membahas cara negara Khilafah menangani masyarakat yang memiliki beraneka latar belakang dan pemikiran. Salah satu prinsip utamanya adalah bahwa Islam tidak membedakan antara mayoritas dan minoritas. Semua penduduk negara Khilafah diperlakukan sama menurut Islam dan masing-masing diberikan haknya berdasarkan kepentingan yang relevan dari masing-masing penduduk dan kelompok penduduk. Dengan cara ini, stabilitas negara tetap terjaga dan ketegangan tidak perlu muncul. Seorang non-Muslim tidak bisa dipaksa untuk menjadi seorang Muslim. Mereka hanya patuh terhadap hukum yang berlaku baginya yang diperlukan. Lebih jauh lagi, non-Muslim menikmati perlindungan tingkat tinggi yang bahkan dijamin oleh Rasulullah.



Singkatnya, Islam telah menyatukan lebih dari 1400 latar belakang etnis yang berbeda dan masyarakat yang tertata secara harmonis. Visi murni Islam digambarkan dengan jelas dan menawarkan alternatif untuk seluruh ideologi saat ini. [] Red: Gesang














Posting Komentar untuk "Seminar Hizbut Tahrir Belanda: Hidup Bersama dengan Masyarakat Berbeda Latar Belakang dan Pemikiran dalam Naungan Khilafah"