Bahçeli Mengungkap Niat Sebenarnya: “Erdogan Harus Terpilih Kembali”
Muhammed Emin Yıldırım |
Oleh: Muhammed Emin Yıldırım (Cendekiawan Muslim Turkiye)
Atmosfer politik di Turki saat ini memperlihatkan dimulainya fase baru dalam masalah Kurdi dan perjuangan melawan terorisme. Ini mencakup proposal, negosiasi baru, dan manuver politik yang kompleks. Dalam konteks ini, pemimpin MHP, Devlet Bahçeli, pada 5 November, secara eksplisit mengungkapkan pandangannya dalam pidato kelompok di parlemen:
Jika terorisme dapat dicabut dari kehidupan kita, jika inflasi dapat dikendalikan, apakah memilih kembali Presiden Erdogan bukan pilihan yang alami? Melakukan amandemen konstitusi yang diperlukan, bukankah itu termasuk dalam tugas kita ke depan? Demi keberlanjutan negara, stabilitas politik, dan jaminan Abad Turki, menurut kami Recep Tayyip Erdogan adalah satu-satunya pilihan.”
Dengan pernyataan ini, Bahçeli secara terbuka mengungkapkan tujuan utama dari agenda amandemen konstitusi yang selama ini diperdebatkan. Upaya “persahabatan” kepada rakyat Kurdi, janji hak-hak baru untuk pemimpin PKK Abdullah Öcalan, hingga undangan berbicara di parlemen ternyata ditujukan untuk memastikan Erdogan dapat mencalonkan diri dan terpilih kembali sebagai presiden. Selain itu, keberhasilan Erdogan dalam pemilu juga akan memastikan bahwa MHP tetap berpengaruh dalam pemerintahan tanpa tanggung jawab penuh, mempertahankan kendali atas birokrasi keamanan dan kehakiman, serta terus menikmati keuntungan politik.
Skenario di Balik Proses Politik Baru
Fase baru ini, yang telah mendominasi politik Turki selama berbulan-bulan, juga bertujuan menutupi isu-isu penting lainnya seperti genosida yang berlangsung di Gaza, krisis ekonomi yang dalam, dan masalah sosial lainnya. Kini jelas bahwa elemen politik domestik dari proses ini adalah untuk mengukuhkan kembali kekuasaan Erdogan, sesuatu yang telah lama diketahui namun kini diakui secara terbuka.
Namun, setelah pernyataan Bahçeli yang secara gamblang mengungkapkan motif sebenarnya pemerintah terkait amandemen konstitusi dan masalah Kurdi, muncul pertanyaan baru:
- Bagaimana proses ini akan berjalan setelah niat sebenarnya diungkapkan?
- Mengapa Bahçeli merasa perlu mengungkapkan hal ini secara terbuka?
- Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita tinjau kembali perkembangan sejak awal.
Tujuan Pemerintah
Setelah oposisi meraih kemenangan dalam pemilu lokal 31 Maret, pemerintah mulai mengirim sinyal “perdamaian” kepada CHP untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu utama seperti ekonomi. Sikap pasif dari ketua baru CHP, Özgür Özel, yang terjebak antara menangani konflik internal partai dan menarik basis pemilih pemerintah, membantu strategi ini.
Selanjutnya, pada 22 Oktober, Bahçeli menggunakan dalih meningkatnya ancaman eksternal terhadap Turki untuk menyerukan “rekonsiliasi sosial” baru melalui Abdullah Öcalan kepada Partai DEM (partai kunci yang sebelumnya dekat dengan CHP) dan rakyat Kurdi. Dengan langkah ini, pemerintah berupaya memisahkan DEM dari CHP serta melemahkan pengaruh PKK terhadap partai tersebut untuk mendekatkannya ke koalisi pemerintah.
Namun, PKK merespons dengan keras. Menolak menjadi bagian dari proses yang tidak melibatkan mereka, mereka melancarkan serangan teror terhadap fasilitas TUSAŞ untuk menegaskan posisi mereka dan menunjukkan bahwa Abdullah Öcalan tidak lagi memiliki pengaruh nyata dalam organisasi mereka.
Politik “Wortel dan Tongkat"
Pemerintah menggunakan strategi “wortel” kepada CHP dan DEM, tetapi juga mengombinasikannya dengan “tongkat” ketika diperlukan. Contohnya, setelah pidato 29 Oktober oleh Walikota Istanbul Ekrem İmamoğlu yang secara terbuka mengkritik sistem pemerintahan saat ini, pemerintah bergerak cepat. Mantan penasihat İmamoğlu, yang kini menjabat sebagai walikota Esenyurt dari CHP, Ahmet Özer, ditangkap atas tuduhan terorisme dan digantikan oleh penjabat pemerintah.
Tiga hari kemudian, langkah serupa dilakukan terhadap beberapa walikota DEM di wilayah Kurdi seperti Mardin, Batman, dan Halfeti. Penunjukan penjabat pemerintah ini jelas bertujuan melemahkan hubungan DEM dengan CHP serta mengarahkan DEM mendukung pemerintah.
Peran Amerika Serikat
Di balik semua ini, ada kekuatan besar yang menopang pemerintah Turki: Amerika Serikat. Washington memainkan peran penting tidak hanya di Turki tetapi juga terhadap PKK, rezim Suriah, dan organisasi YPG di Suriah. Seperti dalam proses “perdamaian” pada 2013, AS menggunakan “proyek Kurdi baru” ini untuk memastikan stabilitas regional demi melindungi keamanan Israel, mencegah kebangkitan Islam politik baru, dan memfokuskan perhatian mereka pada China dan Rusia.
Kesimpulan
Pemerintah Turki, dengan dukungan AS, tampaknya siap melakukan apa saja untuk mempertahankan Erdogan di tampuk kekuasaan. Namun, pengalaman sejarah menunjukkan bahwa sistem sekuler dan pragmatis seperti ini tidak pernah mampu menyelesaikan masalah umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam harus tetap waspada, bekerja bersama untuk mempersatukan bangsa Kurdi, Turki, Arab, dan seluruh umat Islam di bawah naungan kekhilafahan yang sejati, yang akan memulihkan keadilan dan kemandirian umat. []
Posting Komentar untuk "Bahçeli Mengungkap Niat Sebenarnya: “Erdogan Harus Terpilih Kembali” "